Jumat, 30 Agustus 2013

Bagaimana Penciptaan itu

Terlebih dahulu perlu dijelaskan yang dimaksud penciptaan itu, bagaimana?. Penciptaan yang dimaksud adalah terjemahan dari bahasa Arab dari kata al-kholqu. Kata al-kholqu adalah mashdar dari fi’il kholaqo- yakhluqu-kholqon yang maknanya adalah membuat, menjadikan (Kamus Arab Indonesia, Prof. Mahmud Yunus), dengan demikian al-kholqu maknanya adalah pembuatan, pen-jadi-an, demikian juga kata turunan lainnya seperti al-makhluq maknanya adalah yang dibuat, buatan (tapi sering diterjemahkan dengan ciptaan), kata al-kholiqu maknanya adalah Yang membuat, Pembuat (tapi sering diterjemahkan sebagai Yang mencipta, Pencipta). Tapi seringkali kata al-kholqu diterjemahkan dengan kata “penciptaan”, dan kata kholaqo-yakhluqu-kholqon seringkali diterjemahkan dengan kata menciptakan. Jadi Penciptaan yang dimaksud adalah al-kholqu secara makna dalam bahasa Arab.

Membicarakan bagaimana penciptaan itu tidak bisa tidak mesti merujuk kepada definisi penciptaan. Apa definisi penciptaan? Dan definisi ini harus bisa mencakup segala sesuatu yang diciptakan, meliputi segala yang ada selain Tuhan (yakni Alloh swt) dan ini definisi penciptaan yang saya sarankan, “Penciptaan adalah suatu proses pengadaan dari sesuatu yang tidak ada, atau belum bisa disebut ada, menjadi ada”. Penciptaan adalah suatu proses. Merujuk kepada kitab yang menginspirasi (yang menjadi pedoman) saya, Al-Qur’an, didalamnya disebutkan, yang artinya, “ Sesungguhnya Kami (yakni Alloh swt) telah menciptakan (seorang) manusia dari saripati (yakni unsur hara) tanah. Kemudian Kami (yakni Alloh swt) menjadikan-nya(yakni saripati tanah tadi) (sebuah) nuthfah (sperma) (yang tersimpan, setelah terjadi persenggamaan dan bercampur dengan ovum) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian dari (sebuah) nuthfah (sperma)(yang telah bercampur dengan ovum) (tadi) Kami (yakni Alloh swt) ciptakan ‘alaqoh (substansi yang menggantung, menempel atau substansi seperti lintah). Kemudian dari ‘alaqoh (substansi yang menggantung, menempel)( tadi) Kami menciptakan mudhghoh (substansi seperti daging yang dikunyah). Kemudian dari mudhghoh (substansi seperti daging yang dikunyah) Kami (yakni Alloh swt) ciptakan izhom (substansi seperti tulang, tulang rawan) lalu Kami (yakni Alloh swt) bungkus izhom (tadi) dengan lahm (daging). Kemudian Kami (yakni Alloh swt) menghendaki(menjadikan)-nya (yakni ciptaan tadi) menjadi (ciptaan) yang lain (yang berbeda bentuknya dengan yang tadi). Maka Maha Suci Alloh swt sebaik-baik Pencipta” (QS 12-14). Semua tahapan proses yang berlangung dari sperma (sesuatu yng belum bisa disebut manusia) hingga terciptanya, terbuatnya, terbentuknya manusia pada ayat ini disebut sebagai Penciptaan karena menggunakan kata mencipta (kholaqo-yakhluqu-kholqon dan turunannya)

Saya perlu membuat permisalan, misal, pembuatan gerabah oleh manusia. Manusia membuat gerabah dari tanah liat. Mula-mula dicarinya dan dikumpulkannya tanah liat, setelah di dapat lalu tanah liat diolah olehnya lebih dahulu sehingga menjadi bahan yang dapat dibentuk, setelah itu bahan tadi dibentuk olehnya sesuai dengan dengan keinginan, lalu dikeringkan, setelah cukup kering lalu dibakarnya, sehingga terciptalah sebuah gerabah. Nah bagaimana atau apa yang dapat kita lihat seandainya pembuat gerabah tadi sesuatu yang tidak dapat kita lihat (karena ghoib)? Ya tentu yang dapat kita lihat adalah tanah liat tadi terkumpulkan sendiri lalu terolah sendiri membentuk bahan yang dapat dibentuk lalu bahan tadi membentuk suatu bentuk tertentu dengan sendirinya lalu terbakar lalu terciptalah sebuah gerabah, dan dari situ kita nggak mungkin mengatakan semua itu terjadi dengan sendirinya karena adanya pola-pola yang bertujuan (yakni terciptanya sebuah gerabah), artinya pasti ada yang membuat, hanya saja yang membuatnya tidak tampak oleh kita. Demikian pula dengan apa yang kita amati dari penciptaan manusia, dari sebuah sperma yang bercampur dengan sebuah ovum (dan ini belum bisa disebut sebagai manusia) dst…dst… hingga tercipta, terbuat, terbentuk sesosok manusia. Itu nggak mungkin terjadi dengan sendirinya seperti permisalan tadi, pasti ada Subyeknya, pelaku yang bertanggung jawab atas semua proses tersebut, hanya saja Subyeknya , pelakunya itu ghoib bagi kita, tidak bisa kita indra dengan panca indra kita. Begitulah seharusnya kita memandang bagaimana Penciptaan itu. Dan proses Penciptaan itu suatu yang bisa kita pelajari karena ia merupakan realitas yang dapat kita indra dengan panca indra kita, tanpa perlu tahu dan tanpa perlu mempelajari Sang Pencipta (Tuhan, yakni Alloh swt) yang berada diluar jangkauan panca indra kita.

Bagaimana penciptaan sebuah sel. Sebuah sel itu dulunya tidak ada, bagaimana menjadi ada (bagaimana ia tercipta)?Mula-mula ada sebuah sel, lalu sel tersebut mengalami pertumbuhan dan pematangan kemudian melalui tahap-tahap proses pembelahan (mitosis) lalu terciptalah, terbuatlah, terbentuklah dua buah sel (yaitu sel yang lama dan sebuah sel yang baru yang tadinya tidak ada). Dari mana sel yang lama tadi? Tentu berasal dari sel sebelumnya yang membelah dst…dst…hingga pada ujungnya ada sebuah sel yang tidak berasal dari sel sebelumnya, ia merupakan sel sejenis yang pertama kali ada, dan sel ini diciptakan secara langsung dari air (ini dipandang wajar bila memperhatian sifat Tuhan yang seperti dijelaskan sebelumnya).

Dst…dst… untuk sesuatu yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar