Jumat, 30 Agustus 2013

Keniscayaan Penciptaan

Berangkat dari suatu fakta bahwa Energi itu ekuivalen dengan Materi (massa) dengan hubungan E=mc^2. Suatu Materi (massa) tertentu sebenarnya adalah sekumpulan Energi yang ter-Materi-kan, dengan cara bagaimana? , kita tidak tahu atau bahkan mungkin tidak akan pernah tahu. Dengan suatu cara, mekanisme tertentu (misal, reaksi fusi dan fisi) suatu Materi bisa diubah menjadi Energi. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya Materi adalah Energi yang terkunci (atau apalah namanya)atau Materi itu dulunya adalah suatu Energi. Kalau Materi adalah “thing” maka tentulah Energi ( sebagai kebalikannya) itu adalah “no thing” (suatu ketiadaan Materi). Dari sini saya berfikir bahwa sangat mungkin sekali Materi itu terbentuk (tercipta) dari Energi. Materi terkecil atau partikel elementer seperti proton, neutron, elektron, dll dan yang lebih dasar lagi seperti quark bahkan partikel Higgs, bukan tidak mungkin semuanya terbentuk (tercipta) dari Energi. Misalnya partikel Higgs yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu terbentuk (tercipta)dari sejumlah Energi tertentu, quark yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu terbentuk (tercipta) dari sejumlah Energi tertentu dan seterusnya. Tapi mungkinkah Energi membentuk Materi dengan sendirinya? Akal (logika) saya mengatakan tidak mungkin, pasti ada Subyek tertentu yang bertanggung jawab. Apa mungkin suatu Energi membentuk Materi yang memiliki sifat dan karasteristik tertentu dengan sendirinya (secara kebetulan). Kenapa Materi tertentu memiliki sifat dan karakteristik tertentu?. Adanya sifat dan karakteristik tertentu pada Materi menunjukkan adanya kehendak dari Subyek. Pada sisi lain, kondisi tidak ada Materi (“no thing”), di suatu waktu, sangat mungkin pernah ada dan melulu Energi (“no thing”), lalu pertanyaannya adalah dari mana Energi saat itu?

Fakta yang lain, terlepas percaya atau nggak percaya, ada pada manusia (yang sebagian manusia menyebutnya) Kitab Suci (yakni Al-Qur’an). Ini sungguh ada, dapat kita sentuh dan kita baca isinya. Kitab Suci menyebutkan tentang adanya Tuhan, dan ini pun nyata disebutkan adanya, bisa kita baca di kitab itu. Disebutkan di dalam Kitab Suci bahwa Tuhan memiliki banyak nama dan sifat. Diantaranya Dia Yang Awal (Al-Awwalu) , yakni yang lebih dulu ada sebelum segala sesuatu selain Dia ada, dan (penetapan akal menyatakan) Dia tidak berawal ( azali), dll. Dan salah satu nama dan sifat Tuhan itu adalah Al-Qowwiyu (bahasa Arab, karena Kitab Suci tersebut dalam bahasa Arab). Apa makna dari kata Al-Qowwiyu? Al-Qowwiyu artinya adalah “dzul-qowwah”, kata “dzu” maknanya adalah “yang punya, mempunyai”, kata “al-quwwah” maknanya adalah “kekuatan, energi”, jadi “dzul-quwwah” maknanya adalah ” yang punya (mempunyai) kekuatan (energi)”. Konsekuensi dari sifat Al-Qowwiyu adalah kemestian adanya al-quwwah (kekuatan, energi). Seperti adanya lilin yang menyala berkonsekuensi adanya cahaya lilin. Cahaya lilin bukan dzat dari lilin yang menyala. Demikian juga al-quwwah (kekuatan, energi) bukanlah dzat yang memiliki sifat Al-Qowwiyu (yakni bukan Dzat Tuhan itu sendiri). Karena Tuhan itu disifati dengan Al-Awwalu, azali, kekal, tak terbatas, dll maka ini memberikan konsekuensi al-quwwah (kekuatan, energi) itu lebih dulu ada sebelum segala sesuatu yang lain ada, azali, kekal, tak terbatas, dll. Tapi al-quwwah (kekuatan, energi) hanyalah konsekuensi dari adanya Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri. Disisi lain dalam Kitab Suci disebutkan “annal quwwata lillahi jami’a”, yang artinya, “ (bahwa) sesungguhnya al-quwwah (kekuatan, energi) itu milik Alloh swt seluruhnya” (QS 2 ayat 165).

Dengan demikian terjawablah pertanyaan “ dari mana Energi itu? “, yakni bahwa Energi itu berasal dari dan milik Tuhan (yang namanya adalah Alloh swt). Dan Tuhanlah yang bertanggung jawab ( sebagai Subyek) atas terbentuknya/terciptanya semua jenis materi (quark, dll) yang pada akhirnya terbentuklah, terciptalah alam semesta secara keseluruhan.

Kita tahu bahwa proses apapun yang terjadi di alam ini pada kenyataannya membutuhkan energi, sementara kita tahu Energi itu berasal dari dan milik Tuhan (Alloh swt) maka adalah wajar kalau dikatakan bahwa semua itu ada peran Tuhan di dalamnya. Sehingga Penciptaan itu menjadi suatu keniscayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar